- Back to Home »
- Aremania, Padamu Negeri dan Sumpah Pemuda
Posted by : Unknown
Minggu, 29 Desember 2013
Aremania adalah sebutan untuk komunitas pendukung (suporter)
klub sepak bola Arema Malang. Aremania tidak termasuk dalam struktur
organisasi kesebelasan Arema Malang melainkan berdiri sendiri sebagai
simpatisan pendukung Arema. Oleh karena itu Aremania selalu mandiri
dalam segala urusan termasuk pembiayaannya.
Aremania
adalah teladan bagi kesadaran sportifitas untuk menunjukkan bahwa
mendukung kesebelasan sepakbola kesayangnnya tak harus dengan
menyuguhkan pandangan sempit, Aremania adalah bukti kongkrit dari sebuah
kelompok supporter sepakbola yang pandai berbenah diri dan piawai
mengubah imejnya, tidak hanya damai, sportif, dan loyal, tapi juga
kreatif serta atraktif.
Aremania
pada kenyataannya telah menginspirasi banyak supporter lain di
Indonesia untuk melakukan hal yang sama pada kesebelasannya. Nyanyian,
lambaian tangan, sorak-sorai serta gerakan-gerakan mereka di stadion
hampir sepenuhnya adalah terinspirasi oleh Aremania.
Aremania,
sebagai supporter yang terkenal soliditasnya ini, termasuk suporter
paling loyal di Indonesia. Di setiap pertandingan, entah di Malang
maupun di luar kota Malang, Aremania selalu mendukung tim kesayangannya.
Mereka tidak pernah peduli timnya menang atau kalah, yang penting
mereka mendukung tim kesayangan mereka dengan cara yang sportif,
atraktif dan simpatik.
Tak ayal, penghargaan demi penghargaan pernah diraih oleh Aremania antara lain adalah The Best Suporter pada Ligina VI tahun 2000, dan The Best Suporter pada Copa Indonesia II tahun2006.
Dari
manakah ide lagu Padamu Negeri yang setiap kali pertandingan sepakbola
di Tanah Air ini selalu dikumandangkan?
Kalian pasti tahu jawabannya,
Aremania !
Betapa akan merinding dan muncul rasa haru yang dalam saat
lagu itu dinyanyikan bersama-sama oleh ribuan arek-arek Malang di
stadion menjelang pertandingan dimulai.
Uniknya,
ribuan Aremania itu tidak dikomando secara khusus namun penuh heroik
mengumandangkan lagu itu hingga menyentuh jiwa nasionalisme semua yang
mendegarkannya, tidak terkeculai suporter lawan. Sehingga dugaan akan
timbulnya kekacauan yang dikhawatirkan akan muncul oleh beberapa pihak
menjadi sirna dan tidak perlu terjadi hanya karena sepak bola.
Aremania
memang dari Malang, tapi apapun yang mereka lakukan adalah untuk bangsa
ini. Jadi kalau mereka harus menyanyikan lagu Padamu Negeri disetiap
menjelang pertandingan itu adalah kobaran jiwa dan semangat Nasionalisme Aremania.
Nyata
sudah, bahwa Aremania adalah simbol pemersatu tidak saja persepakbolaan
Indonesia, tidak saja pemersatu pemuda di kota Malang, tapi juga simbol
pemersatu pemuda dan bangsa ini.
Tentu kita
tahu, bahwa sejarah heroisme telah melekat di warga Malang memang sudah
terpancar sejak berdirinya kota ini. Melalui sejarah Kerajaan
Singhasari, lambang kepala Singa yang tertoreh di setiap sudut candi
Singosari itu melambangkan sebuah keberanian dan patriotik. Tidak heran
jika lambang Singa melekat sebagai jargon nama tim Arema dan Aremania.
Itu semua sudah menjadi sejarah. Dimanapun Arema berada, mereka sudah
menyandang trah semangat perjuangan dan persatuan.
Kota
Malang adalah sebuah kota yang heterogen, majemuk, multi suku, dan
beragam agama yang mustahil bisa bersatu apabila perekat persatuannya
tidak terwujud. Dan, lagi-lagi terbukti, bahwa “Salam Satu Jiwa” telah
benar-benar berhasil sebagai alat perekat persatuan dan merasuk dalam
dada setiap Aremania.
Saya
jadi teringat dengan Sumpah Pemuda yang tiga bulan lagi akan kita
peringati pada 28 Oktober nanti, dimana peristiwa monumental bagi bangsa
ini yang dikemudian hari menjadi catatan sejarah dan bukti otentik
cikal bakal lahirnya bangsa yang bernama Indonesia.
Dimana
persatuan menjadi inti dari sebuah kebangkitan telah dipersembahkan
oleh para pemuda Indonesia pada 85 tahun lalu. Satu Tanah Air. Satu
Bangsa. Satu Bahasa, Indonesia.
Sungguh, sebuah
formula yang singkat, sederhana, namun menyentuh setiap akar pemikiran
yang berperan sebagai alat perekat yang ampuh dalam mempersatukan bangsa
yang heterogen dan majemuk ini.
Ditengah
situasi bangsa saat ini yang mudah tersulut oleh percikan kecil, friksi
dan gesekan, serta semakin memudarnya – jangankan makna – bahkan
peringatan Sumpah Pemuda pun semakin jarang diperingati.
Aremania,
bisa jadi, dengan Salam Satu Jiwa-nya yang senafas dengan simbol
persatuan dan segaris dengan semangat Sumpah Pemuda, mengawali
menggelorakan kembali lagu Padamu Negeri untuk dilantunkan bersama
ribuan Aremania di stadion. Tapi kali ini bukan untuk sebuah
pertandingan sepakbola, tapi untuk peringatan Sumpah Pemuda.
Salam Satu Jiwa, Aremaniaku !