Popular Post

Archive for Desember 2013

Selamat! Anda Telah Berhasil “Merusak” Pulau Sempu

By : Unknown

Selamat! Anda Telah Berhasil “Merusak” Pulau Sempu


Siapa sih yang ga tahu atau ga pernah denger tentang Pulau Sempu? Buat kalian yang punya hobi traveling pasti pernah kesana atau minimal pengen kesana dan menikmati keindahannya. Betul ga? Begitu juga dengan gue, saking terpesona dengan keindahannya, gue pun memasukkan Pulau Sempu dalam destination list gue, kalian gimana?

Pulau Sempu terletak di Dusun Sendang Biru, Desa Tambak Rejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Secara geografis terletak antara 112°40’45” Bujur Timur dan 8°24’54” Lintang Selatan. Bingung? 

http://www.travellers.web.id/wp-content/uploads/2013/02/Resort-Konservasi-Wilayah-Pulau-Sempu-Kabupaten-Malang-Jawa-Timur-Indonesia.jpg 
 Resort Konservasi Wilayah Pulau Sempu

Keinginan gue untuk mengunjungi Pulau Sempu itu sama besarnya kayak keinginan gue untuk jadi orang yang baik, kuat banget. Namun kedewasaan berkata lain, keinginan itu harus gue kubur dalam-dalam dengan senang hati. Lho emang kenapa? Karena Tuhan ngasih pencerahan melalui kultwit-nya Mas @arman_dhani yang di “Chirpstory” oleh @kenarrox. Untuk itulah artikel ini gue buat.

Tempat yang selama ini kita kenal dengan nama Pulau Sempu, sesungguhnya adalah sebuah tempat yang sejak tahun 1928 ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu berdasarkan Besluit van den Gouverneur Generaal van Nederlandsch Indie Nomor 69 dan Nomor 46 tanggal 15 Maret 1928 tentang Aanwijzing van het natourmonument Poelau Sempoe dengan luas 877 ha

Pulau Sempu, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia

Laguna Pulau Sempu


Wikipedia mencatat bahwa “Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.”

Selain berdasarkan keputusan Gubernur zaman Belanda yang udah gue sebutin sebelumnya. Penetapan Pulau Sempu sebagai cagar alam juga ada dalam Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 417/Kpts-II/1999 tertanggal 15 Juni 1999.

Waktu zaman Belanda dulu itu, pertimbangan utama kenapa Pulau Sempu dijadiin cagar alam adalah karena saat itu, bahkan saat ini semakin parah, banyak pulau di Jawa yang telah dijadikan hutan produksi jati dan tanam paksa. Biasanya sih orang Belanda selalu berpikir demi kemanfaatan beberapa ratus ke depan. Tapi yang pasti penetapan Pulau Sempu sebagai cagar alam bukan perkara sepele.

Sebelumnya Pulau Sempu bukanlah merupakan destinasi wisata populer. Banyak orang yang lebih paham dan mengunjungi Wana Wisata Sendang Biru yang dikelola oleh Perhutani Malang. Sebelum tahun 1998, seluruh cagar alam, termasuk Pulau Sempu, dijaga ketat oleh militer, sehingga relatif aman dari campur tangan manusia, terlebih lagi turis.

Akhir-akhir ini kondisi Pulau Sempu semakin memprihatinkan. Banyak pengunjung Wana Wisata Sendang Biru yang menganggap bahwa Pulau Sempu adalah bagian dari Wana Wisata Sendang Biru. Mereka berpikir bahwa dengan membeli tiket  Wana Wisata Sendang Biru juga berarti bahwa mereka berhak mengunjungi Pulau Sempu, padahal tidak sama sekali.

Tumpukan Tenda dan Sampah di Pulau Sempu, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia 
Tumpukan Tenda dan Sampah di Pulau Sempu. (Foto by: Wisnu Yuwandodo)

Akhirnya, keindahan Pulau Sempu mulai menyebar dari mulut ke mulut yang diperparah dengan tulisan traveler yang pernah kesana dan seolah mengajak untuk ikut serta. Tidak ketinggalan travel agent yang kemudian menjual paket wisata ke Pulau Sempu. Media pun sontak memberitakannya sebagai “surga” di Jawa Timur. Ya benar. Surga yang telah dirusak dan dimasuki dengan ilegal. 

Screenshot Paket Wisata dan Travelogue Pulau Sempu 
Screenshot Paket Wisata dan Travelogue Pulau Sempu

Cagar alam yang semestinya menjadi tempat perkembangan ekosistem unik yang harus berlangsung secara alami, berubah menjadi destinasi wisata baru yang sangat menggiurkan bagi para pebisnis. Hebatnya, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf a.k.a @indtravel) turut promosikan Pulau Sempu sebagai destinasi wisata, bukan cagar alam. Luar biasa!

Padahal Pasal 19 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya menyatakan bahwa “Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan suaka alam.”

Screenshot Pulau Sempu di Situs Web Kemenparekraf 
   Screenshot Pulau Sempu di Situs Web Kemenparekraf


Pasal 24 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan juga menyatakan bahwa “Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan pada semua kawasan hutan kecuali pada hutan cagar alam serta zona inti dan zona rimba pada taman nasional.” Apakah karena Kemenparekraf bukanlah Kementerian Kehutanan yang wajib mengetahui isi kedua undang-undang tersebut? Gue yakin sih engga.

Setali tiga uang, seperti halnya @indtravel, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur pun mendeklarasikan “potensi wisata” di Cagar Alam Pulau Sempu. BBKSDA Jawa Timur yang semestinya menjadi pelaksana teknis amanat peraturan perundangan malah mendukung komersialisasi Cagar Alam Pulau Sempu.

Dalam sebuah dialog interaktif bertema “Pulau Sempu, Antara Cagar Alam dan Wisata” yang diselenggarakan oleh Komunitas Peduli Sempu tanggal 5 Juni 2012 yang lalu, dimana turut dihadiri oleh perwakilan BKSDA Jember, Perum Perhutani KPH Malang, Dinas Kehutanan Kabupaten Malang, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang, terungkap bahwa sepanjang tahun 2011 Pulau Sempu dikunjungi oleh 11.065 wisawatan nusantara dan 136 wisatawan asing. Bahkan dari Januari hingga Mei 2012, tercatat sudah ada 4.204 pengunjung.

Kabid KSDA BKSDA Wilayah III Jember, Sunandar, bahkan mengizinkan wisatawan untuk berkunjung asalkan bisa menjaga kebersihan di pulau itu, sehingga pulau itu tetap terjaga konservasinya. ”Minimal pengunjung yang datang kesana ketika pulang kembali membawa sampah yang dibawanya,” ujar Sunandar.

Gue yakin, baik Kemenparekraf maupun BBKSDA Jawa Timur dan BKSDA Jember tentu tahu bahwa cagar alam hanya dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam; penyerapan dan/atau penyimpanan karbon; dan pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya, sesuai dengan amanat dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.


Sebuah Renungan Untuk Traveler

Setelah baca beberapa uraian di atas, coba kalian renungkan pertanyaan berikut ini:
“Apakah dengan kedatangan gue ke Pulau Sempu akan menyebabkan keberadaan dan perkembangan ekosistemnya jadi berlangsung ga alami? Meskipun waktu gue kesana atau kalau nanti gue kesana gue janji akan menjaga lingkungannya, minimal ga buang sampah sembarangan gitu?”
Kalau setelah bertanya begitu, hati kecil dan logika kalian menjawab “Iya, ternyata gue salah” atau “OK, gue juga akan kubur keinginan gue untuk kesana”, menurut gue ini berarti hati kecil dan logika kalian masih beres.

Tapi kalau jawabannya adalah “Lah terus kenapa? Cagar alam juga kan tempat wisata” atau “Lho itu banyak tuh yang pada kesana, masa mereka boleh tapi gue engga” atau “Bodo amat. Mau itu cagar alam kek, banyak setannya kek, gue akan tetep kesana dan ngajak orang-orang untuk kesana”gue punya beberapa nomor dokter spesialis kejiwaan yang mungkin bisa membantu.

Kasar ya? 
Sama kok kayak kasarnya kalian yang masuk ke Pulau Sempu untuk tujuan wisata padahal itu melanggar peraturan perundangan. 
Sama kasarnya dengan kalian yang datang kesana dan buang sampah seenak jidat kalian. 
Sama kasarnya dengan kalian yang udah dikasih tahu bahwa Pulau Sempu itu bukan tempat wisata tapi tetep nekat mau kesana.

OK stop! Amarah ga akan bisa ngasih solusi. Tapi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui diskusi, gue yakin bisa. Gue memang belum pernah “turun ke lapangan” untuk ambil data, tapi menurut gue setidaknya studi literatur di atas bisa ngasih gambaran ke kalian, baik yang udah pernah kesana, mau kesana, maupun yang jualan paket wisata kesana. 

Masih mau diterusin?

Bagi kalian yang mau bantu gue untuk kampanye hal ini, silahkan copy-paste di blog kalian, kasih tautan ke artikel ini, dan tandatangani petisi. Kalian juga bisa pakai gambar di bawah sebagai featured image di blog kalian. Maaf kalau jelek, maklum gue bukan desainer. Tapi bagi kalian yang merasa artikel dan kampanye gue ini “membunuh mimpi” atau pun “membunuh rezeki” kalian, semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa gue.
Btw, kalau ada yang tanya apa itu #CAPSlocked, itu tagar kampanye tentang ini di Twitter. Tagar bikinan gue aja sih. Artinya: Cagar Alam Pulau Sempu locked (terkunci atau tertutup) untuk traveler.

 Pulau Sempu (No Travelers Allowed)
 Pulau Sempu (No Travelers Allowed)



DATA POTENSI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

By : Unknown

Iklim

Berdasarkan klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson, iklim di kawasan taman nasional termasuk iklim tipe A meliputi daerah semeru, tipe B dengan nilai Q sebesar 14,36% dan curah hujan rata-rata 6604,4 mm/tahun. Kelembaban udara di sekitar laut pasir cukup tinggi yaitu maksimal mencapai 90 - 97% dan minimal 42 - 45% dengan tekanan udara 1007 - 1015,7 mm Hg. Suhu udara rata-rata berkisar antara 5C - 22C. Suhu terendah terjadi pada saat dini hari di puncak musim kemarau antara 3C - 5C bahkan di beberapa tempat sering bersuhu di bawah O derajat C (minus). Sedangkan suhu maksimum berkisar antara 20C - 22C.

Geologi

Berdasarkan peta geologi Jawa dan Madura skala 1 : 500.000 dari Direktorat Geologi Indonesia tahun 1963, formasi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan hasil gunung api kuarter muda sampai kuater tua. Sedangkan topografi taman nasional berada pada ketinggian 750 - 3.676 mdpl, keadaan topografinya bervariasi dari bergelombang dengan lereng yang landai sampai berbukit bahkan bergunung dengan derajat kemiringan yang tegak. Secara umum kawasan taman nasional merupakan dataran tinggi yang terdiri dari komplek Pegunungan Tengger di utara dan komplek Gunung Jambangan di sebelah selatan.


POTENSI OBYEK WISATA ALAM DAN JASA LINGKUNGAN YANG SUDAH DIKEMBANGKAN
 
A.    Potensi Obyek Wisata Alam

1.    Komplek Gunung Semeru

Gunung Semeru merupakan gunung berapi tertinggi (3.676 m dpl) di Pulau Jawa. Mahameru adalah nama dari Puncak Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa (3.676 m dpl) dengan kawahnya yang menganga lebar yang disebut Jonggring Saloko. Karena merupakan gunung tertinggi, maka dari puncak Gunung Semeru dapat dinikmati pemandangan alam yang mempesona, yakni ke:
  • sebelah barat tampak kota Malang;
  • sebelah utara tampak Gunung Kepolo dan Pegunungan Tengger;
  • sebelah selatan tampak garis pantai selatan;
  • sebelah timur tampak Gunung Argopuro.
Dikalangan pecinta alam baik pendaki lokal, regional, nasional, bahkan pendaki dari luar negeri (terutama Perancis) Gunung Semeru merupakan sasaran pendakian sepanjang tahun. Bahkan pada beberapa tahun terakhir setiap tanggal 17 Agustus Gunung Semeru dikunjungi ribuan pendaki.

Beberapa obyek disepanjang rute menuju Gn. Semeru yang biasa dilalui pendaki adalah:
  • Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo (8 ha) terletak pada ketinggian 2390 mdpl antara Ranu Pani dan Gn. Semeru.

Secara historis geologis, Ranu Kumbolo terbentuk dari massive kawah G. Jambangan yang telah memadat sehingga air yang tertampung secara otomatis tidak mengalir ke bawah secara gravitasi.

Ranu Kumbolo hingga saat ini merupakan potensi obyek wisata yang menarik. Daya tariknya antara lain bahwa pada lapangan yang relatif tinggi dari permukaan laut terdapat danau/telaga dengan airnya yang jernih sehingga banyak menarik wisatawan untuk mengunjungi tempat ini. Bagi para pendaki, Ranu Kumbolo, merupakan tempat pemberhentian/istirahat sambil mempersiapkan perjalanan berikutnya. Daya tariknya, di pinggir sebelah barat danau terdapat prasasti peninggalan purbakala. Diduga prasasti ini merupakan peninggalan jaman kejayaan Kerajaan Majapahit, namun hingga saat ini belum diperoleh kepastian.

Khusus di perairan danau, kita dapat menyaksikan kehidupan satwa migran burung belibis. Bagi para pengamat lingkungan, Ranu Kumbolo sebetulnya merupakan laboratorium alam yang cocok bagi kegiatan penelitian dan observasi lapangan yang sarat dengan kandungan ilmu pengetahuan. Fasilitas yang ada di Ranu Kumbolo yaitu Pondok Pendaki (70 M2) dan MCK yang dimanfaatkan para pendaki untuk beristirahat, disamping terdapatnya lapangan yang relatif datar untuk sarana berkemah. Kebutuhan air dapat terpenuhi dari air danau.
  • Kalimati
Kalimati merupakan tempat berkemah terakhir bagi para pendaki sebelum melanjutkan perjalanannya menuju puncak Mahameru. Tempat ini biasa digunakan beristirahat dikarenakan terdapat sumber air (Sumber Mani) yang berjarak sekitar 500 m dari Kalimati. Disamping terdapat tanah lapang yang relatif datar juga sudah dibangun fasilitas Pondok Pendaki dan MCK. Suhu udara di Kalimati relatif dingin jika dibanding tempat lainnya, dikarenakan daerah kalimati merupakan lembah dari beberapa bukit/gunung-gunung di sekitarnya.
  • Arcopodo
Arcopodo/Recopodo terletak pada pertengahan Kalimati dan Gunung Semeru. Di tempat ini terdapat dua buah arca kembar yang dalam bahasa Jawa dinamakan arco podo/reco podo. Disamping itu juga terdapat beberapa monumen korban meninggal atau hilang pada saat pendakian G. Semeru. Tempat ini sering pula dimanfaatkan pendaki untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanannya ke puncak Mahameru.
  • Padang Rumput Jambangan
Daerah padang rumput ini terletak di atas 3200 m dpl, merupakan padang rumput yang diselang-selingi tumbuhan cemara, mentigi dan bunga Edelwis. Topografi relatif datar pada jalur pendakian ini, beberapa tempat yang teduh menampakkan sebagai tempat istirahat yang ideal untuk menikmati udara yang sejuk. Dari tempat ini terlihat G. Semeru secara jelas menjulang tinggi dengan kepulan asap menjulang ke angkasa serta guratan/alur lahar pada seluruh tebing puncak yang mengelilingi berwarna perak. Di tempat ini para pendaki maupun fotografer sering mengadakan atraksi keunikan dan gejala alam gunung api yang selalu mengeluarkan asap dan debu, merupakan suatu panorama alam yang menakjubkan.
  • Oro - Oro Ombo
Daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya sekitar 100 ha berada pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit-bukit gundul dengan type ekosistem asli tumbuhan rumput. Lokasinya berada di bagian atas tebing yang bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip sebuah mangkok berisikan hamparan rumput yang berwarna kekuning-kuningan, kadang-kadang pada beberapa tempat terendam air hujan.
  • Cemoro Kandang
Kelompok hutan cemorokandang termasuk gugusan Gunung Kepolo (3.095 m), terletak di sebelah selatan dari padang rumput Oro-Oro Ombo. Merupakan hutan yang didominasi pohon cemara (Casuarina junghuniana) dan paku-pakuan.
  • Pangonan Cilik
Pangonan cilik merupakan kawasan padang rumput yang terletak di lembah Gunung Ayek-Ayek yang letaknya tidak jauh dari Ranu Gumbolo. Asal usul nama tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan kawasan ini mirip padang penggembalaan ternak (pangonan). Daya tarik dari kawasan ini adalah merupakan lapangan yang relatif datar di tengah-tengah kawasan yang di sekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai type ekosistem asli, sehingga memberikan daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.
2.    Komplek Bromo Tengger
  • Kaldera Tengger
Daya tarik utama TN-BTS adalah gejala alam yang unik dan spektakuler yang dapat dinikmati dan didekati dengan mudah. Kaldera Tengger dengan 5 (lima) buah gunung yang berada didalamnya merupakan daya tarik tersendiri, termasuk kisah geologi terbentuknya gunung-gunung tersebut. Kaldera Tengger ini secara administrasi pemerintahan terdapat di Kab. Probolinggo. Desa terdekat dari Kaldera Tengger adalah Cemorolawang (45 Km dari Probolinggo), dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum atau carter jeep. Sedangkan dari Cemorolawang apabila ingin turun dan menyusuri lautan pasir Kaldera Tengger dapat menggunakan kuda, jeep atau jalan kaki. Fasilitas yang tersedia di Cemorolawang relatif lengkap antara lain shelter, plasa, penginapan (hotel, homestay, dll), rumah makan, wartel, souvenir shop, MCK umum, dll.
  • Gunung Bromo
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung dari lima gunung yang terdapat di komplek Pegunungan Tengger di laut pasir. Daya tarik gunung ini adalah merupakan gunung yang masih aktif dan dapat dengan mudah didaki/dikunjungi. Obyek wisata Gunung Bromo ini merupakan fenomena dan atraksi alami yang merupakan salah satu daya tarik pengunjung. Kekhasan gejala alam yang tidak ditemukan di tempat lain adalah adanya kawah di tengah kawah (creater in the creater) dengan hamparan laut pasir yang mengelilinginya.

Bagi pengunjung yang ingin melihat lebih dekat dan menghirup aroma asap vulkanik wisatawan dapat naik ke puncak Bromo. Untuk sampai di puncak G. Bromo telah disediakan tangga dari beton. Bila kita sampai di puncak maka tampak kawah Bromo yang menganga lebar dengan kepulan asap yang keluar dari dasarnya yang menandakan gunung ini masih aktif. Dari puncak inilah pengunjung dapat menikmati/menyaksikan kawah Bromo dengan kepulan-kepulan asapnya yang relatif tipis, serta ke arah belakang dapat menyaksikan keindahan panorama hamparan laut pasir dengan siluet alamnya yang mempesonakan.

Daya tarik lainnya, adalah bahwa gunung ini merupakan tempat bagi berlangsungnya acara puncak upacara ritual masyarakat Tengger (Kasada) yakni berupa pelemparan hasil bumi sebagai persembahan ke kawah Gunung Bromo. Upacara inilah yang menarik wisatawan untuk menyaksikan acara yang hanya berlangsung satu tahun sekali.
  • Gunung / Gua Widodaren
Gunung/Gua Widodaren ini letaknya di sebelah Gunung Batok dan merupakan potensi obyek wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri. Salah satu daya tarik obyek ini adalah bahwa lokasi ini merupakan tempat keramat berupa gua dan sumber air suci.

Pada bagian dalam gua terdapat tempat yang agak luas dan didalamnya terdapat batu besar (sebagai altar) untuk menempatkan sesajian atau menaruh nadzar yang sekaligus sebagai tempat bersemedi khususnya masyarakat Tengger untuk memohon kepada Sang Hyang Widi.

Masih di sekitar gua, tepatnya di bagian samping gua tedapat sumber air yang tak pernah kering. Menurut kepercayaan masyarakat Tengger air dari sumber tersebut merupakan air suci yang mutlak diperlukan bagi peribadatan mereka, misalnya sebagai contoh dalam Upacara Kasada pasti didahului dengan Upacara pengambilan air suci (Medhak Tirta) dari Gua Widodaren . Disamping itu pada masyarakat Tengger ada kepercayaan bahwa khasiat air dari gua ini dapat membuat awet muda seseorang serta dapat mendekatkan jodoh bagi yang lajang.

Untuk dapat mencapai obyek ini, telah dibuat jalan setapak yang sempit dengan kemiringan yang agak curam. Untuk itu kepada pengunjung disarankan untuk berhati-hati pada saat berjalan melalui jalan ini. Daya tarik lainnya, bila kita sudah tiba di gua, kita akan dapat menyaksikan pemandangan alam yang indah kebagian bawah yakni laut pasir dan sekitarnya. Suasana indah yang lebih mengagumkan lagi manakala kita menikmati panorama ini disaat fajar dengan kemilau mentari kekuning-kuningan tampak di hadapan kita.
  • Gunung Batok
Gunung Batok terletak di sebelah Gn. Bromo dan menjadi pemandangan yang menyatu dengan Gn. Bromo. Daya tarik utama adalah gunung ini merupakan habitat edelwis.
  • Gunung Pananjakan
Puncak G. Pananjakan merupakan tempat yang tertinggi bila dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya di Komplek Pegunungan Tengger. Oleh karenanya di kawasan ini kita dapat menyaksikan keindahan alam di bagian bawah seperti panorama laut pasir dengan komplek Gunung Bromo yang dilatarbelakangi G. Semeru dengan kepulan asapnya yang tebal.

Dari puncak Pananjakan ini dapat disaksikan/dinikmati pula indahnya matahari terbit di ufuk timur berwarna kekuning-kuningan muncul dari balik perbukitan. Kita dapat menikmati suasana tersebut di atas dalam suasana hening dan tenteram tanpa kebisingan dan kegaduhan.

Gn. Pananjakan secara administrasi pemerintahan termasuk dalam wilayah Kab. Pasuruan. Rute terdekat untuk mencapai Gn. Pananjakan adalah dari Pasuruan menggunakan angkutan umum sampai Tosari, Fasilitas yang tersedia berupa shelter, plaza, MCK, dan cafetaria.
B.    Potensi Obyek Wisata Budaya
  1. Pure Agung Poten
Pura Agung Poten yang berada di tengah-tengah lautan pasir ini merupakan salah satu pusat peribadatan umat Hindu Tengger.
  1. Gua Widodaren

  1. Sumur Pitu/Gua Lava
Sumur lava ini berada di tengah Kaldera Tengger tepatnya di laut pasir Blok Kutho, dari kejauhan tampak seperti tumpukan bata bekas kerajaan. Masyarakat setempat menamakan sumur/gua lava ini sebagai Sumur Pitu. Sumur Pitu/Gua Lava ini terbentuk dari proses geo vulkanik yang merupakan proses dari letusan Gunung Bromo.
  1. Pura/Padanyangan Rondo Kuning
Pura kecil atau disebut Pedanyangan ini merupakan tempat peribadatan umat Hindu Tengger yang ada di Ranu Pani. Jika dilihat dari arah utara, pemandangannya sangat bagus, karena lokasinya berada pada tanah yang menjorok ke danau (seperti tanjung). Pure ini dibangun pada tahun 1996 dan direhabilitasi tahun 2001 oleh Pengelola Pura Mandara Giri Semeru Agung - Senduro bersama-sama dengan umat Hindu di Ranu Pani. Pada waktu-waktu tertentu (hari besar umat Hindu) penganut Hindu setempat dan luar kota melakukan ibadah di Pure Rondo Kuning. Menurut pengelola/pengurus Pure tersebut (Mandara Giri Semeru Agung), rangkaian upacara ritual Hindu di Ranu Pani berbeda dengan rangkaian upacara di Gunung Bromo, namun pada upacara besar (Kasada) salah satu lokasi pengambilan air suci adalah Ranu Pani.
  1. Prasasti Ranu Kumbolo
Prasasti ini terletak di tepi danau Ranu Kumbolo. Diduga prasasti ini masih terkait dengan peninggalan Kerajaan Majapahit, yang menceritakan perjalanan Mpu Kameswara untuk mencapai kesucian atau kesempurnaan diri.
  1. Prasasti Arcopodo
Arcopodo/recopodo terletak diantara Kalimati dan Gunung Semeru. Ditempat ini terdapat dua buah arca kembar yang dalam bahasa Jawa dinamakan arcopodo/recopodo. Disamping itu juga terdapat beberapa monumen korban meninggal atau hilang pada saat pendakian G. Semeru. Tempat ini sering dimanfaatkan pendaki untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalannya ke puncak Mahameru.
  1. Pure Ngadas
Desa Ngadas merupakan enclave TN-BTS yang berada di Seksi Konservasi Wilayah III tepatnya di Resort Ngadas. Penduduk asli Ngadas adalah suku Tengger yang mayoritas memeluk agama Hindu. Salah satu tempat peribadatan masyarakat Tengger di Ngadas adalah Pure Ngadas.
  1. Vihara Ngadas
Selain ama Hindu masyarakat Ngadas juga banyak yang menganut agama lain, salah satu agama yang dianut masyarakat setempat adalah agama Budha dengan aliran Budha Kejawen. Vihara ini merupakan tempat beribadah penganut Budha di Ngadas. Di malam hari dapat didengar lagu pujian terhadap sang Budha.
C.    Kegiatan Wisata Alam dan Budaya

Kegiatan wisata alam dan budaya yang dapat dikembangkan untuk dilakukan di TN-BTS antara lain adalah:
  1. Melihat Matahari Terbit (Sunrise)
Salah satu potensi kawasan TN-BTS adalah terdapatnya tempat-tempat yang bagus untuk melihat matahari terbit. Dari tempat tersebut tidak saja dapat dilihat matahari terbit dengan sinar merah kekuning-kuningan akan tetapi pemunculan matahari dari balik landscape gejala alam itulah yang merupakan pemandangan yang spektakuler. tempat-tempat dimana kita dapat menyaksikan indahnya matahari terbit antara lain di puncak gunung Penanjakan dan gunung Bromo.

Untuk dapat menyaksikan matahari terbit, pengunjung datang ke TN-BTS pada tengah malam atau pagi dini hari. Bagi pengunjung yang ingin menyaksikan matahari terbit dari Gunung Pananjakan, disarankan sekitar pukul 03.30 - 04.00 pagi dini hari harus sudah berada di Puncak Pananjakan.

Selain menikmati indahnya matahari terbit di ufuk timur, pada pagi menjelang siang dapat menikmati indahnya pemandangan hamparan laut pasir dan kelima gunung di sekitarnya yang masih diselimuti kabut. Membuat foto dengan latar belakang laut pasir sangat bagus di tempat ini.

Bagi pengunjung yang ingin menikmati matahari terbit dari G. Bromo, diharapkan malam hari atau pagi dini hari sudah sampai di Cemorolawang, lalu pagi hari sekitar pukul 03.30 - 04.00 WIB, perjalanan dilanjutkan dengan naik kuda atau jalan kaki ke Gunung Bromo. Di puncak Bromo dapat disaksikan proses pemunculan matahari dibalik perbukitan yang indah, setelah itu dapat menyaksikan panorama sekitar, membuat foto dan terus kembali ke Cemorolawang.
  1. Melihat Gunung Bromo
Adakalanya pengunjung tidak berkunjung pada pagi dini hari tetapi hanya ingin melihat panorama kawasan gunung Bromo dan sekitarnya. Pola kunjungan seperti ini terjadi pada pagi atau siang hari dan langsung menuju gunung Bromo dengan jalan kaki atau naik kuda. Karena suhu udara lebih hangat pada siang hari, biasanya pengunjung berisitirahat di Cemorolawang untuk beberapa jam sambil jalan-jalan melihat sekitar tempat tersebut.
  1. Mengelilingi Kaldera Tengger
Beberapa pengunjung (kebanyakan wisatawan mancanegara) mendatangi TN-BTS khusus melihat dan menikmati panorama komplek Gunung Bromo dan sekitarnya. Pola demikian biasanya dilakukan dengan membawa perlengkapan secukupnya dan kegiatan yang dilakukan antara lain mendaki gunung Bromo dilanjutkan dengan perjalanan ke Segorowedi Lor (selatan G. Bromo) kemudian kembali melalui tangga G. Bromo.

Kegiatan lain yang dapat dinikmati di komplek ini adalah setelah mengunjungi G. Bromo, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki menuju Gunung/Gua Widodaren. Di Gua ini dapat dinikmati indahnya pemandangan laut pasir dan sekitarnya serta terdapatnya sumber air jernih yang tak pernah kering sepanjang tahun.
  1. Mendaki G. Semeru
Kegiatan pendakian ke G. Semeru mengambil route Malang - Tumpang - Ranu Pani - Ranu Kumbolo - G. Semeru. Desa/pedukuhan terakhir yang dapat dijumpai oleh pengunjung dalam kegiatan ini adalah Dukuh Ranu Pani dan pendaki wajib melapor ke petugas TN-BTS serta mempersiapkan segala perbekalan dan perlengkapannya.
  1. Menyaksikan Upacara Kasodo
Upacara Kasodo merupakan hari besar bagi masyarakat Tengger untuk memperingati kemenangan Dharma melawan Adharma. Upacara ini dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 bulan purnama, bulan ke dua belas (Kasada) menurut penanggalan masyarakat Tengger.

Upacara diselenggarakan di Pura Poten di lautan pasir dan Gunung Bromo. Dalam upacara Kasada ini dibuat sesajen yang disebut Ongkek berupa bambu berbentuk setengah lingkaran yang dihiasi 30 macam buah-buahan dan kue. Bahan untuk membuat ongkek ini diambil dari desa yang selama satu tahun tidak ada warganya yang meninggal dunia. Setelah diberi mantra, ongkek ini oleh seorang dukun dilemparkan ke kawah Gunung Bromo.

Dalam upacara Kasada ini selain ada pelemparan sesajen juga ada pengucapan mantra atau doa yang dipimpin oleh dukun sebagai puji syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat dan kasih sayangnya kepada umat manusia, pelantikan calon dukun baru (Diksi Widhi) dan upacara penyucian umat (Palukatan).
  1. Agrowisata Pedesaan
Agrowisata ini dapat dilakukan di kebun/ladang hortikultura milik penduduk setempat. Lokasi terdekat adalah kebun yang berada di sekitar danau Ranu Pani/Ranu Regulo, di Desa Ngadas, Wonokitri dan di sekitar Cemorolawang. Di ladang hortikultura ini pengunjung dapat melihat proses budidaya tanaman hortikultura yang dikembangkan masyarakat setempat serta menikmati hasil pertanian langsung dari ladang. Kemampuan/ketrampilan mereka dalam bertani di lahan dengan kemiringan hampir 90 derajat juga merupakan atraksi yang menarik.
  1. Wisata Danau
Wisata Danau merupakan kegiatan wisata utama yang dapat dikembangkan di sekitar Ranu Pani dan Ranu Regulo.

  1. Berkemah
Selain dari kegiatan tersebut, adakalanya kunjungan dilaksanakan dengan cara berkemah di dalam kawasan TN-BTS selama beberapa malam secara rombongan. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh pengunjung yang berasal dari generasi muda (pecinta alam, pelajar, mahasiswa, karang taruna, dll).

Lokasi yang disediakan untuk kegiatan berkemah di dalam kawasan TN-BTS antara lain terdapat di Camping Ground Cemorolawang, Nongkojajar, Ranu Pani, Ranu Kumbolo, dan Ranu Darungan.

Khusus untuk Camping Ground di Ranu Pani, biasanya tempat ini dipakai oleh para pecinta alam terutama dari Malang untuk mengadakan pembinaan terhadap anggota baru serta melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya. Sedangkan untuk camping ground lainnya sudah sering digunakan oleh lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA) terdekat untuk membina siswanya tentang kepramukaan, cinta alam dan kegiatan lainnya dengan cara berkemah.
  1. Menanam Pohon di Arboretum
Kegiatan ini dapat dilakukan di blok hutan Pusung Bingung dan Gunung Gending yang berada di sekitar Ranu Pani dan Regulo yang akan dijadikan sebagai lokasi arboretum. Dengan mengikuti Paket Wisata Arboretum, wisatawan dapat melakukan kegiatan menanam pohon yang dipandu petugas, Keperluan bibit, peralatan (cangkul, sekop, papan nama, dll) tenaga pendamping dan sertifikat disediakan oleh pengelola kawasan. Setiap pohon yang ditanam diberi identitas penanam (wisatawan) beserta tanggal penanaman.

Jenis tumbuhan yang ditanam adalah jenis yang ada di TN-BTS. Selain bertujuan untuk rekreasi dan bina cinta alam, kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk membantu program rehabilitasi kawasan.

Untuk mendukung kegiatan paket wisata ini, diperlukan sarana berupa rumah bibit dan peralatan tanam, serta tenaga pemandu penanaman dan adminitrasi. Untuk menambah pengetahuan bagi pengunjung yang ingin mengetahui kondisi Arboretum juga diperlukan pusat informasi khusus Arboretum. Dalam pusat informasi ini disediakan berbagai herbarium koleksi tanaman yang ada dan akan ditanam di Arboretum serta informasi lain yang menyangkut Arboretum.
III.  POTENSI OBYEK WISATA ALAM DAN JASA LINGKUNGAN YANG BELUM DIKEMBANGKAN
  1. Danau Ranu Pani - Regulo
Ranu Pani (1 ha) dan Ranu Regulo (0,75 ha) merupakan dua dari empat danau yang terdapat di TN-BTS. Untuk mencapai Ranu Pani - Regulo dapat melalui dua jalur yaitu dari arah Lumajang melalui Senduro (+/-50 Km) dan dari arah Tumpang - Malang (+/-53 Km).

Kedua danau ini berada pada ketinggian 2.200 meter dari muka laut memiliki keindahan alam cukup menarik. Dari tempat ini kita dapat menyaksikan keindahan panorama G. Semeru dengan kepulan asapnya, menikmati keindahan alam sekitar danau, mengamati kehidupan satwa liar khususnya satwa migran burung belibis, dan mengamati budaya/adat istiadat penduduk setempat.

Di Desa Ranu Pani yang merupakan desa terdekat dengan danau Ranu Pani terdapat beberapa warung yang menjajakan keperluan makan minum dan perbekalan pendaki. Disamping itu di dukuh ini terdapat beberapa orang penduduk yang biasa mengantar/membawakan barang-barang pendaki hingga ke puncak Mahameru (porter). Fisilitas yang tersedia di Ranu Pani - Regulo antara lain Pondok Pendaki, Pondok Jaga, Pusat Informasi, Pondok Peneliti, MCK, dan Camping Ground.

Meskipun sudah ada kegiatan camping, dan penelitian di kawasan tersebut, Danau Ranu Pani belum menjadi tujuan utama pengunjung; para pendaki hanya memanfaatkan sebagai tempat singgah sebelum mendaki Gn. Semeru.
  1. Hutan Alam (Ledok Malang - Ireng-ireng)
Hutan di sepanjang jalur Ledok Malang - Ireng-ireng merupakan hutan alam tropis yang didominasi oleh tumbuhan sepat, suren, rotan, lianan, piji, bambu, pisang. Satwa liar yang dapat dijumpai di blok tersebut adalah jenis burung, macan tutul, babi hutan, rusa, lutung. Sedangkan di hutan alam sepanjang jalur pendakian (Ranu Pani - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo) didominasi oleh tumbuhan sepat, suren, rotan, liana, piji, cemara, senduro, anggrek dan edelwis.
Terdapat tebing batu bernama Waturejeng yang dapat digunakan sebagai latihan panjat tebing. Juga terdapat padang rumput Klosot dengan tumbuhan khas padi semeru.
  1. Ranu Darungan
Ranu Darungan merupakan salah satu dari empat danau yang terdapat di TN-BTS tepatnya Seksi Konservasi Wilayah II, Resort Pronojiwo. Secara administrasi pemerintahan Ranu Darungan termasuk dalam wilayah Kab. Lumajang di Dukuh Darungan Desa Pronojiwo Kecamatan Pronojiwo.

Untuk mencapai Ranu Darungan dari Pronojiwo hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan umum, kondisi jalan yang ada masih merupakan jalan makadam.

Danau/Ranu Darungan mempunyai luas sekitar 0,5 Ha, terletak pada ketinggian diatas 750 m dari permukaan laut. Berdasarkan kejadian/proses pembentukannya, sebetulnya Ranu Darungan merupakan semacam penampungan dari aliran lahar dingin yang melalui proses demikian lama hingga akhirnya aliran tersebut dialiri air.
Daya tarik Ranu Darungan terutama adalah kekhasan alam yaitu adanya hutan di sekitar danau yang relatif masih terjaga kondisinya. Di Ranu Darungan pengunjung bisa menikmati suasana alam yang tenang dan dapat menyaksikan keanekaragaman flora dan fauna, termasuk satwa liar yang hidup bebas. Pengunjung juga dapat berkemah dan memancing.
  1. Blok Adasan
Blok Adasan terletak di laut pasir sebelah tenggara ke arah Jemplang. Dinamakan adasan karena merupakan habitat dari tumbuhan adas (Foeniculum vulgare). Hal yang unik dari blok ini adalah proses suksesi dari tumbuhan adas. Di musim kemarau tumbuhan ini sengaja dibakar oleh masyarakat agar muncul permudaan (trubusan) yang lebih baik di musim penghujan. Selain itu penyebarannya berpindah-pindah menurut arah angin yang menyebarkan bijinya.
  1. Hutan Pananjakan - Dingklik
Hutan di Blok Pananjakan - Dingklik merupakan hutan campuran yang didominasi cemara dan akasia decuren, dan tumbuhan daun lebar lainnya. Blok ini merupakan habitat ayam hutan. Selain itu juga terdapat sumber air yang sangat penting bagi masyarakat sekitar, pengusaha hotel, camp intelijen, dan kantor TN-BTS di Seksi Konservasi Wilayah I.

 

Apa Hutan Perawan Itu?

By : Unknown

 Hutan Perawan adalah Hutan yang belum mengalami pengaruh oleh aktivitas manusia. Hutan ini masih asli, belum mengalami penebangan tegakan. Hutan perawan ini sering disebut juga Hutan Primer karena didalamnya belum terjadi kegiatan eksploitasi hutan.
Hutan perawan
merupakan jenis hutan yang telah mencapai usia yang panjang dan menunjukkan ciri-ciri biologis yang unik. Hutan yang berusia tua biasanya berisi pohon-pohon yang besar dan sudah tua, dan batang yang besar. Kematian individu
pohon menciptakan rumpang atau celah dalam lapisan kanopi utama, memungkinkan cahaya dapat menembus kanopi utama dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi fotosintesis di bawah naungan tersebut.

Itulah mengapa
di bawah naungan hutan berusia tua tumbuhan dapat berkembang walaupun dalam keterbatasan. Hutan yang sudah tua dan spesifik, biasanya memiliki lapisan struktur secara vertikal maupun horisontal dari berbagai jenis pohon, kelas umur, dan ukuran, serta akar banir yang terbentuk pada tanah dengan berbagai jenis jamur. Hutan berusia tua secara struktural beragam sehingga ditemukan keragaman habitat yang
lebih tinggi dari hutan dalam tahap pertumbuhan lainnya.

Dengan demikian
, keragaman jenis juga lebih tinggi dapat dipertahankan di hutan berusia tua, atau setidaknya keanekaragaman hayati yang berbeda dari jenis hutan lainnya. Banyak tegakan hutan tua terancam oleh perusakan habitat karena penebangan kayu yang berlebihan. Kerusakan yang dilakukan mengurangi keanekaragaman hayati, yang mempengaruhi tidak hanya hutan tua itu sendiri, tetapi juga spesies asli yang hidup pada habitat hutan tersebut.



Apa Hutan Perdu Itu?

By : Unknown
Pengertian dan Definisi Hutan Perdu adalah hutan yang terdiri dari jenis-jenis tumbuhan perdu dan semak yang umumnya tidak tinggi. Perdu ini merupakan tumbuhan berkayu dan bercabang yang tumbuh rendah pada permukaan tanah, tidak mempunyai batang (Contohnya : Puring, Bambu, Jenis Rumput rumputan, tanaman yang kadang berdaun lebar, tetapi tidak mempunyai batang besar).

Apa Hutan Rawa Itu?

By : Unknown




















Hutan Rawa adalah hutan yang tumbuh dan berkembang pada tempat yang selalu tergenang air tawar atau secara musiman hutan tersebut tergenang air tawar. Secara periodik daerah-daerah yang terletak di dekat aliran sungai bila musim hujan selalu tergenang akan terbentuk hutan rawa. Selain itu Hutan rawa juga biasanya terdapat di belakang hutan payau atau mangrove.

Struktur tajuk pada hutan rawa secara vertikal terdiri dari beberapa stratifikasi tetapi ada yang mempunyai strata yang sederhana untuk jenis-jenis Palmae seperti pada hutan Nypha sp atau Sagu (Metroxylon sp). Hutan rawa tidak terpengaruh oleh iklim, lokasinya berada pada daerah yang rendah dan selalu atau secara periodik tergenang air tawar.

Di dalam Remote Sensing atau Penginderaan Jauh, Hutan Rawa dapat dikategorikan dalam dua kelompok berdasarkan aktivitas yang terjadi pada hutan rawa tersebut. Pengelompokan hutan rawa tersebut adalah sebagai berikut :

  • Hutan Rawa Primer (Hrp/2005), Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa-rawa, termasuk rawa gambut yang belum menampakkan tanda penebangan.
  • Hutan Rawa Sekunder (Hrs/20051), Seluruh kenampakan hutan berawa-rawa yang telah menampakkan bekas penebangan. Bekas penebangan yang parah jika tidak memperlihatkan liputan air digolongkan tanah terbuka, sedangkan jika memperlihatkan liputan air digolongkan menjadi tubuh air (rawa).

Apa Hutan sekunder Itu?

By : Unknown


Hutan Sekunder yang dikemukakan oleh Lamprecht (1986) adalah hutan yang tumbuh dan berkembang secara alami sesudah terjadi kerusakan/perubahan pada hutan yang pertama. Hutan sekunder merupakan fase pertumbuhan hutan dari keadaan tapak gundul, karena alam ataupun antropogen, sampai menjadi klimaks kembali.
Beberapa ciri dari hutan sekunder dapat dilihat dibawah ini :
  • Komposisi dan struktur tidak saja tergantung tapak namun juga tergantung pada umur.
  • Tegakan muda berkomposisi dan struktur lebih seragam dibandingkan hutan aslinya.
  • Tak berisi jenis niagawi. Jenis-jenis yang lunak dan ringan, tidak awet, kurus, tidak laku.
  • Persaingan ruangan dan sinar yang intensif sering membuat batang bengkok.
  • Jenis-jenis cepat gerowong. Riap awal besar, lambat laun mengecil.
  • Karena struktur, komposisi dan riapnya tidak akan pernah stabil, sulit merencanakan pemasaran hasilnya.
Sedangkan Catterson (1994) mendefinisikan Hutan Sekunder sebagai Suatu bentuk hutan dalam proses suksesi yang mengkolonisasi areal-areal yang sebelumnya rusak akibat sebab-sebab alami atau manusia, dan yang suksesinya tidak dipengaruhi oleh vegetasi asli di sekitarnya karena luasnya areal yang rusak. Bentuk-bentuk formasi vegetasi berikut ini dapat terbentuk: lahan kosong / padang-padang rumput buatan / areal areal bekas-tebangan baru / areal-areal bekas tebangan yang lebih tua.

Apa Hutan Primer itu?

By : Unknown
Hutan Primer adalah Hutan Alam yang masih utuh yang belum mengalami gangguan eksploitasi oleh manusia. Karena belum adanya intervensi manusia hutan-hutan primer ini serang disebut juga hutan perawan atau virgin forest.

Bebera Sifat-sifat dan ciri hutan primer dapat dijelaskan sebagai berikut :

Hutan primer di Indonesia karena perbedaan tapak, timbul struktur dan tipe hutan yang beraneka ragam, sehingga tidak ada cara yang berlaku umum untuk pengelolaannya. Masing-masing hutan alam primer harus diteliti untuk mengetahui cara spesifik dalam pengelolaannya. Hutan Primer di Indonesia bagian barat mempunyai karakteristik yang berbeda dengan hutan primer di Indonesia bagian Timur.  

Jenis pohon pada hutan primer sangat banyak mencapai 40-80 jenis per ha, sehingga jumlah batang per jenis sangat sedikit. Jumlah jenis pada hutan alam primer di Asia ternggara termasuk di Indonesia diperkirakan 12.000 - 15.000 spesies untuk pohon yang berukuran diameter 10 cm keatas.
Jenis-jenis pohon bercampur individual walaupun ada juga jenis-jenis yang hidup berkelompok.
Pada suatu tapak terdapat variasi struktur dan komposisi. Walaupun lokasinya tidak berjauhan tetapi dapat terjadi kemungkinan perpedaan struktur dan komposisi jenis karena kondisi tapak yang berbeda.

Frekwensi jenis pada umumnya rendah, namun ada juga yang penyebarannya vertikal dan horisontalnya tinggi.

Struktur penyebaran diameter pohon berbentuk kurva grafik “plenter” (huruf J terbalik ), yaitu jenis dengan diameter yang berukuran kecil lebih banyak dibandingkan dengan diameter yang berukuran besar.
Pada hutan primer hanya terdapat sedikit batang yang mulus, pohon-pohon besar sering bolong.

Hanya sedikit (0-20%) jenis pohon niagawi, volume terjual sekitar 0-20 m3/ha, kecuali hutan dipterocarpaceae yang mengandung banyak kayu seragam.

Riap pertumbuhan pada hutan primer kecil, dalam skala yang luas besarnya nol.

Walaupun terdapat permudaan namun jumlahnya sering sedikit saja. Hal ini diakibatkan karena tumbuhan-tumbuhan muda hanya dapat memanfaatkan cahaya dari gap atau celah yang terbentuk karena tumbangnya pohon-pohon yang sudah tua.#

Apa Hutan Hujan Tropis itu?

By : Unknown
Pengertian dan Definisi dari Hutan hujan tropis adalah hutan yang berada pada daerah tropis dengan curah hujan yang melimpah berkisar 2000 - 4000 mm pertahun. Suhunya tinggi (rata-rata sekitar 25-26°C) dan mempunyai kelembaban rata-rata sekitar 80%. Komponen dasar hutan tersebut adalah pohon dengan ketinggian mencapai rata-rata 30 meter. 

Hutan hujan tropis merupakan suatu komunitas yang sangat kompleks dengan ciri yang utama adalah pepohonan dengan berbagai ukuran. Kanopi hutan menyebabkan iklim mikro yang berbeda dengan keadaan di luarnya; cahaya kurang dan kelembaban yang lebih tinggi dengan suhu yang rendah.


Ciri khas hutan hujan tropis yang mencolok yaitu penutupnya mayoritas terdiri dari tanaman berkayu berbentuk pohon. Sebagian besar tanaman pemanjat dan beberapa jenis epifit yang berkayu (woody). Tumbuhan bawah terdiri dari tumbuhan berkayu, semai (seedling) dan pancang (sapling), belukar (shurb) dan pemanjat-pemanjat muda. Tumbuhan herba yang terdapat ialah beberapa epifit sebagai bagian dari tumbuhan bawah dalam proporsi yang relatif kecil.

http://classbb.files.wordpress.com/2012/01/rainforest1.jpg

Manfaat Hutan Hujan Tropis

By : Unknown


Hutan hujan tropis adalah hutan yang berada di daerah beriklim tropis dan menerima curah hujan tinggi. Salah satunya adalah hutan hujan tropis di Indonesia. Biasanya curah hujan mencapai lebih dari 1 inchi perhari. Ciri-ciri hutan hujan tropis adalah memiliki tumbuhan yang lebat serta beragam dan kaya akan spesies. Hutan hujan tropis bisa dijumpai di Asia, Australia, Afrika, Amerika tengah dan selatan. Hutan hujan tropis terbesar di dunia adalah hutan Amazon.



Hutan hujan merupakan surga bagi tumbuhan dan binatang liar, sekaligus menjadi tempat berlindung bagi satwa yang terancam punah. Beberapa hewan liar hanya bisa bertahan hidup di hutan hujan yang merupakan habitat aslinya. Kebun binatang tidak mampu memelihara semua jenis hewan.


Hutan hujan memiliki banyak manfaat. Diantaranya adalah mencegah erosi, mencegah kekeringan dan menyediakan sumber air, melindungi dari terpaan angin kencang atau mengurangi resiko terjangan badai, menghasilkan kayu hasil hutan, menjaga keseimbangan iklim dan sebagainya. Hutan hujan menyerap CO2 (karbondioksida) yang ada di atmosfir dan mengeluarkannya sebagai O2 (oksigen) untuk dihirup manusia dan hewan. Selain itu hutan hujan juga memberikan keindahan bagi alam.

Permukaan tanah hutan hujan selalu subur karena dipenuhi oleh humus yang dihasilkan oleh dedaunan. Sehingga membuat tanah disekitarnya ikut subur, misalnya lahan pertanian.


Tanah pertanian di sekitar hutan hujan senantiasa subur. Perkebunan dan palawija pasti tumbuh dengan rapat. Selain karena menghasilkan humus, hutan hujan menjaga iklim dari perubahan suhu udara yang signifikan. Jika di daerah yang tidak memiliki hutan hujan, maka perubahan cuaca akan terasa menyengat sehingga tanaman tidak bisa sesubur di hutan hujan. Begitu juga dengan spesies. Hewan-hewan tidak bisa bereproduksi dengan baik seperti di hutan hujan. Di negara-negara yang beriklim selain tropis, perubahan iklim yang mendadak bisa menyebabkan kematian pada banyak spesies.
 sumber www.helofren.com

SOSOK IBU

By : Unknown

Anak saya yang baru akan menginjak usia dewasa pada tanggal 22 Desember lalu bertanya kepada saya, mengapa kalau Hari Ibu ada tetapi Hari Bapak tidak ada? Mendengar pertanyaan anak saya tersebut, saya tersenyum.  Dalam hati saya teringat ketika pertanyaan yang sama juga pernah ada di benak saya  ketika usia saya kurang lebih sama dengan usianya. Lalu, untuk sekadar memuaskan keingintahuan anak saya tersebut, saya memberikan penjelasan sekenanya yang mudah-mudahan dapat diterima oleh anak saya.  
Waktu itu saya jelaskan kepada anak saya bahwa Hari Ibu sengaja diadakan dan diperingati supaya kita sebagai warga Indonesia selalu ingat (jangan melupakan) jasa dan pengorbanan seorang Ibu yang sangat besar, terutama dalam melahirkan, mengasuh dan membesarkan anak-anaknya.  Satu hal yang perlu kita sadari, keberhasilan generasi muda untuk tampil menjadi pemimpin bangsa banyak tergantung pada sejauhmana keberhasilan Ibu dalam membesarkan, mengasuh dan mendidik anak-anaknya.  Mengingat peran Ibu yang demikian penting tersebut, setiap tanggal 22 Desember kita semua diingatkan untuk menghormatinya, mengindahkan pesan dan ucapannya, dan memberikan kado penghargaan kepadanya.
“Lalu, mengapa Hari Bapak tidak diperingati?”, tanya anak saya.  
Setelah berhenti sejenak untuk berpikir, lalu saya jelaskan bahwa Hari Bapak tidak perlu diperingati karena memang tidak ada alasan atau kepentingan yang mendesak untuk memperingatinya. Maksud saya, kalau Hari Ibu itu diperingati karena ada kecenderungan masyarakat (termasuk sebagian para Ibu dan paling tidak pada saat itu) untuk melupakan peran Ibu yang sangat penting tersebut.  Sedangkan peran Bapak nampaknya (paling tidak sampai saat ini) sama sekali tidak ada yang mempermasalahkannya, sehingga tidak perlu dibuat Hari Bapak untuk memperingatinya. Mendengar penjelasan saya tersebut, anak saya pun manggut-manggut.  
Saya tidak tahu apakah anak saya dapat menerima sepenuhnya penjelasan saya.  Tetapi yang pasti adalah saya telah berbohong kepadanya karena saya sendiri sebenarnya ragu sejauhmana kebenaran penjelasan yang telah saya sampaikan kepadanya.
Saya memang pernah membaca bahwa pada tahun 1959 Presiden Soekarno menetapkan Hari Ibu sebagai hari nasional.  Tanggal 22 Desember dipilih karena hari itu bertepatan dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan pertama pada tahun 1928 di Yogyakarta.  Namun saya tidak tahu persis, dan saya juga tidak terlalu peduli, apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan kaum perempuan pada saat itu.   Satu hal yang saat ini saya peduli adalah sosok Ibu macam apa sebenarnya yang kita butuhkan saat ini?
Ada tiga sosok Ibu yang akan saya tampilkan dalam tulisan ini, dan ketiganya mempunyai peran penting dalam proses pembangunan bangsa yang tidak bisa kita abaikan begitu saja.

Yang pertama adalah sosok Ibu Rumah Tangga yang saya percaya jumlahnya merupakan mayoritas di Indonesia.  Ibu Rumah Tangga sering digambarkan sebagai sosok Ibu yang mempunyai perhatian penuh pada anak-anak dan juga Sang Suami.  Ia mengabdikan hidupnya secara total kepada mereka.  Namun, ada pula sebagian dari kita yang mengkritiknya sebagai manusia yang terlalu “nrimo”.  Sama sekali tak terlintas dalam benaknya untuk beremansipasi, termasuk merambah ke dunia kerja yang selama ini biasa dilakukan oleh kaum lelaki.  Hidupnya bagai burung di dalam sangkar.  Ia sudah merasa dimuliakan apabila ia mampu memberikan keturunan dan hidupnya dijamin aman. Lebih dimuliakan lagi apabila ia bisa hidup dalam “sangkar” yang terbuat dari emas.
Sosok Ibu yang kedua adalah yang biasa kita kenal sebagai Wanita Karir, yakni wanita yang sehari-hari lebih sering menyibukkan diri dalam kegiatan profesi, baik di dalam maupun di luar pemerintahan. Wanita Karir pada umumnya mempunyai latar belakang pendidikan yang relatif lebih terpelajar dibandingkan dengan wanita yang cukup puas dengan predikat sebagai Ibu Rumah Tangga.  Ia juga dikenal sebaga wanita yang selalu berusaha untuk mematahkan mitos dunia kerja milik kaum pria.  Namun, Wanita Karir juga tidak jarang menerima kritik sebagai manusia yang telah melawan kodratnya.  Demi ambisi pribadi ia rela membiarkan suami dan anak-anaknya dilayani dan dijaga oleh Pembantu Rumah Tangga. Dan barangkali yang paling membuat orang geram, demi karir dan jabatan yang akan diperolehnya kadang ia rela menyerahkan mahkota kewanitaannya kepada Boss dan atasannya.
Sosok Ibu berikutnya adalah Perempuan Aktivis. Meskipun ia telah bersuami dan bahkan mempunyai banyak anak, tetapi ia lebih suka menyebut dirinya sebagai Perempuan ketimbang sebagai sosok Ibu.  Sosok Ibu Perempuan Aktivis ini sangat idealis dan kritis.  Ia selalu memposisikan dirinya dekat dengan rakyat melalui kegiatannya yang bertajuk pemberdayaan masyarakat. Sebagian besar waktu hidupnya memang dipersembahkan untuk memperbaiki nasib kaum perempuan yang tertindas dan teraniaya. Namun, sama halnya dengan Ibu Rumah Tangga dan Wanita Karir, Perempuan Aktivis pun tak luput dari sorotan kritik yang bisa membuat wajah mereka memerah menahan marah.  
Sama dengan Wanita Karir, Perempuan Aktivis juga dikritik karena terlalu banyak melakukan kegiatan di luar rumah sehingga seringkali mengganggu keharmonisan hubungan keluarga (suami, isteri dan anak-anak mereka) dalam rumah tangganya sendiri.  Selain itu, tidak jarang kegiatan demonstrasi yang konon mereka lakukan untuk memperjuangkan nasib kaum perempuan tersebut sebenarnya tidak lebih dari sekadar melaksanakan mandat atau pesan sponsor dari organisasi non-pemerintah internasional (international NGOs) yang telah mengucurkan dananya kepada LSM tempat mereka bekerja. Teriakan perangnya yang ditujukan kepada pemerintah juga sebenarnya tidak lebih dari sekadar sinyal agar pemerintah meresponnya dengan memberikan bantuan proyek pemberdayaan masyarakat dimana ia menjadi bagian di dalamnya.  Atau siapa tahu, kegarangannya menyerang pemerintah akan berbuah tawaran pemerintah untuk menempati posisi terhormat sebagai wakil rakyat atau birokrat. 
Karakter ketiga sosok Ibu tersebut di atas memang sengaja saya tampilkan secara hitam-putih, dari sisi positip maupun dari sisi negatipnya. Maksud saya adalah ingin menunjukkan bahwa manapun sosok Ibu yang kita pilih sebagai panutan, mereka semua adalah sosok manusia yang masing-masing memiliki kelebihan dan juga kekurangan.  Kritik yang menunjuk pada sisi negatip dari masing-masing sosok Ibu hendaknya dijadikan acuan bagi sosok Ibu yang bersangkutan untuk memperbaiki kondisi rumah tangga keluarganya menuju kondisi keluarga yang dicita-citakan bersama. 
Dalam hal ini saya juga ingin mengingatkan bahwa dalam kenyataan seringkali kita tidak bisa membedakan secara tegas ketiga sosok Ibu tersebut dengan menggunakan kacamata (analisa) hitam-putih.  Sebagai contoh, yang dimaksud sosok Wanita Karir atau juga Perempuan Aktivis bukanlah mereka yang sama sekali tidak pernah melakukan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (memasak, mencuci pakaian, membersihkan lantai rumah, dan seterusnya).  Demikian pula halnya dengan sosok Ibu Rumah Tangga, ia bukanlah seorang Ibu yang sama sekali tidak pernah melakukan aktivitas diluar rumah, misalnya dalam kegiatan organisasi PKK atau organisasi keagamaan. Dengan demikian, kaca mata analisa sosok Ibu dalam hal ini hanya dapat digunakan untuk melihat sejauhmana ia lebih banyak memfokuskan perhatian pada pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga, Wanita Karir atau Perempuan Aktivis. 
Kembali pada pertanyaan saya sebelumnya tentang sosok Ibu macam apa sebenarnya yang kita butuhkan pada saat ini?  Dengan tegas saya ingin menyatakan bahwa di era sekarang ini kita membutuhkan ketiga sosok Ibu yang telah kita bicarakan. Perbedaan pendapat di antara kelompok masyarakat selama ini tentang sosok Ibu yang menurut mereka layak untuk dijadikan panutan lebih sering didasarkan pada stereotipe yang selama ini dianut oleh banyak orang bahwa pengakuan terhadap peran penting sosok Ibu yang satu berarti sama halnya dengan penolakan terhadap peran penting sosok Ibu yang lain.  Hal lain yang pantas disesalkan, pendapat tentang sosok Ibu yang layak dijadikan panutan seringkali didasarkan pada ajaran atau kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun, dan bukan didasarkan pada sejauhmana etos kerja yang telah diperlihatkan, dan juga sejauhmana pengabdian yang telah diberikan, kepada keluarga dan juga kepada masyarakat.  Akibat dari ego kita yang berlebihan tersebut, polemik jender pun acapkali berkembang menjadi liar, tanpa ditopang argumen-argumen yang cukup mengakar.
Mengapa ketiga sosok Ibu tersebut kita butuhkan? Pertanyaan ini mengingatkan saya pada suatu diskusi tentang masalah ekonomi bahwa kemakmuran atau kemajuan ekonomi suatu bangsa hanya bisa dicapai dengan cara meningkatkan produktivitas ekonominya secara nasional.    Lalu, apa hubungannya ketiga sosok Ibu tersebut dengan masalah produktivitas nasional?  
Seorang Ibu (apalagi kalau anak-anaknya sudah cukup besar dan sudah mandiri) masih mempunyai sisa waktu yang cukup banyak setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga.  Ia bisa berdagang di dalam atau di luar rumah untuk menambah penghasilan suami yang barangkali kurang mencukupi.  Ia juga masih mempunyai sisa waktu untuk belajar memasak, merajut, merangkai bunga, dan lain-lainnya pada kegiatan PKK yang diselenggarakan tidak jauh dari rumahnya.  Saya percaya sepenuhnya bahwa kegiatan-kegiatan positip yang dilakukan di luar waktu untuk mengurus suami dan anak-anaknya tersebut sangat bermanfaat baginya dan bagi keluarganya.
Lalu, mengapa kita juga membutuhkan sosok Ibu Wanita Karir?  Seorang ibu yang dalam kolom pekerjaan di KTPnya tertulis sebagai PNS dan bukan sebagai Ibu Rumah Tangga tentu punya alasan lain lagi mengapa ia bekerja sebagai pegawai negeri, padahal suaminya juga telah bekerja dan kebetulan sama sebagai pegawai negeri.  Seorang Ibu Guru PNS pernah mengatakan kepada saya bahwa ia bekerja sebagai guru karena penghasilan suaminya kurang mencukupi kebutuhan keluarganya. Selain itu, sebagai Guru ia juga bisa belajar dari pengalamannya mengajar selama ini untuk diterapkan kepada anak-anaknya, dan juga kepada siswa-siswanya yang lain tahun ajaran berikutnya.   Sebagian pekerjaan rumahnya seperti mencuci dan menyeterika pakaian dikerjakan oleh pembantu rumah tangga yang ia gaji secara bulanan.  Dengan demikian, pilihan profesinya sebagai seorang Guru PNS telah memberikan banyak manfaat kepada dirinya, keluarganya, siswa-siswanya, dan juga kepada pembantu rumah tangganya.
Alasan yang kurang lebih sama juga berlaku terhadap pertanyaan mengapa kita juga membutuhkan sosok Ibu Perempuan Aktivis.  Pada intinya mereka masih mempunyai sisa waktu yang cukup banyak, di luar kegiatan internal rumahtangganya, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dirinya, keluarganya dan juga masyarakat.
Kembali lagi pada pertanyaan saya tentang sosok Ibu macam apa sebenarnya yang kita butuhkan saat ini. Setelah memperhatikan peran penting ketiga sosok Ibu tersebut diatas, saya berkesimpulan bahwa kita membutuhkan sosok Ibu yang mampu membuktikan bahwa semua kritik dan sorotan negatip yang ditujukan kepadanya adalah salah.  Kita membutuhkan sosok Ibu Rumah Tangga yang mampu bekerja di dalam dan juga di luar “sangkar”. Kita juga membutuhkan sosok Ibu Wanita Karir yang tidak menelantarkan anak-anak dan suaminya, dan tidak pula menggadaikan kehormatannya kepada atasannya. Dan kita juga membutuhkan sosok Ibu Perempuan Aktivis yang berdemonstrasi karena sesuai dengan tuntutan hati nurani. Bukan karena dibayar oleh organisasi LSM yang mensponsorinya, dan bukan pula karena ingin mendapatkan tempat terhormat sebagai birokrat atau wakil rakyat.
Siapakah mereka?  
Barangkali mereka adalah mirip dengan sosok-sosok Ibu “Bhinneka Tunggal Ika” yang fotonya pernah dipajang di halaman depan sebuah majalah beberapa waktu lalu. Yang pasti, mereka bukanlah perempuan biasa. Perempuan yang dengan ikhlas dan sepenuh hati selalu menyumbangkan ide dan tenaganya untuk keharmonisan dan kesejahteraan keluarganya, untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat, dan untuk kemakmuran dan kemajuan bangsanya



- Copyright © Denny Klenik - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -